Monday, May 9, 2011

Adam Herman

Kisah seorang anak berprestasi di Australia
















Hidup memang memilki pilihan, terkadang kita dituntut untuk mengambil suatu keputusan yang bijak, yang diharapkan bisa bermanfaat dan berkah untuk semua. Dengan tidak lupa memanjatkan doa memohon petunjuk dari Yang Maha Kuasa. Prinsip ini rupanya dianut oleh Achie, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Minto, kawasan Campbeltown, Sydney. Sejak kurang lebih 14 tahun yang lalu Achie tinggal menetap di Australia. Mengikuti keluarga besarnya yang juga pindah. Ya, orangtua dan saudaranya semua tinggal di Australia. Sebagai anak tertua, tentu dia mengikuti keinginan orangtuanya untuk pindah.

Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti ini, menikah dengan suaminya Herman Budiman dan dikaruniai seorang anak bernama Adam Herman, yang lahir pada tahun 1999. Sebelumnya mereka menanti selama kurang lebih 7 tahun untuk mendapatkan seorang anak. Sambil menanti kehadiran anak, pasangan suami isteri Achie dan Herman mendirikan Restoran Bakmi Gajah Mada di daerah Maroebra, Sydney pada tahun 1997. Persisnya di Newington Tower. Kurang lebih 500 meter dari kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI). Mereka memang memiliki lisensi untuk membuka Bakmi Gajah Mada di Sydney.
Masyarakat Sydney sangat menyukai Restoran ini. Terlihat dari antusiasme orang yang sabar menunggu, bila semua meja penuh. Tidak hanya orang Indonesia, namun orang-orang dari berbagai negara yang tinggal di Australia sangat menyukai bakmi ini. Selain cita rasanya yang enak, juga kebersihan restoran ini sangat terjaga. Bahkan sempat dimasukkan dalam Rubrik Good Living di Sydney Morning Herald. Sebuah surat kabar terkemuka di Sydney. Juga Majalah Vogue, terbitan Sydney.


Setiap hari Achie berpeluh keringat didapur, meracik bumbu dan memasak hidangan yang akan disajikan untuk para tamu pelanggan restorannya. Meski beberapa karyawan turut membantu, namun untuk masak memasak, Achie harus turun tangan langsung. Dia tidak bisa melepaskan tugasnya kepada karyawannya begitu saja.

Hari berganti hari dijalani oleh pasangan Achie dan Herman melayani pelanggan restoran Bakmi Gajah Mada yang semakin ramai. Mereka bahagia melayani tamu-tamu yang datang dari pagi hingga petang. Selain restoran untuk memenuhi permintaan masyarakat setempat, mereka juga menerima pesanan catering setiap harinya yang jumlahnya cukup banyak. Kebahagiaan semakin bertambah, ketika Achie dinyatakan hamil, setelah 7 tahun menanti kehadiran anak. Dengan penuh rasa bersyukur dan suka cita, mereka semakin bersemangat mengelola restoran.


Akhirnya, awal tahun 1999, bayi yang dharap-harapkan lahir. Seorang anak laki-laki yang lucu dan menggemaskan. Diberi nama Adam. Sejak kelahiran Adam, kesibukan Achie semakin bertambah, tidak saja mengurus restoran, tetapi juga harus mengurus puteranya. Untuk memudahkan memantau, Achie kerap membawa bayinya ke restoran. Menjelang satu tahun usia Adam, bayi itu mulai belajar merangkak. Anak itu seperti ingin menjelajah, dia merangkak kesana kemari sambil beupaya tangannya meraih sesuatu.

Suatu hari, Adam merangkak ke arah dapur. Achie sedang mempersiapkan masakan untuk tamunya. Suaminya, Herman juga sedang sibuk melayani pelanggan. Tiba-tiba tangan Adam hendak meraih panci berisi rebusan air kaldu untuk mie. Adam saat itu sudah mulai bisa berdiri. Dan akhirnya memang dia bisa berdiri, namun ia hendak meraih panci berisi air mendidih yang berada diatas kompor. Allah Akbar ! teriak Herman. Ia melihat Adam hendak meraih panci. Lalu bergegas menarknya dan menjauhkannya dari kompor. Achie dan Herman segera menghentikan kegiatannya dan merangkul Adam. Masya Allah, hampir saja musibah menimpa kami. “Allah masih melindungi kami”. Begitu pekik Achie dengan nada gemetar dan haru..

Pada saat itu juga dengan perasaan panik, haru dan bingung mereka mengambil keputusan utk menutup restoran hari itu juga . Dan malam harinya mereka berunding membicarakan masalah usaha yang kian menanjak, tapi tidak mungkin berjalan lancar tanpa kehadiran Achie di dapur, namun dilain pihak Achie harus memusatkan perhatian pada Adam. Sehingga dengan berat hati mereka memutuskan untuk menutup restoran dan bertekat untuk mendidik dan membesarkan Adam dengan sepenuh hati. Pelangganan catering yang jumlahnya 111 orang, terpaksa ditelpon satu persatu, dan Restoran Bakmi Gajah Mada itu ditutup tahun 2000. Itulah pilihan hidup yang diambil oleh Achie dan suaminya.

Adam kecil semakin tumbuh dengan sehat dan lincah, tak disangka, sewaktu berumur 2,5 tahun
dia dapat membaca merek mobil seperti Toyota, Mitsubishi, Holden, BMW, Hyundai dan lain-lain. Kalau ada merek mobil yang belum bisa dibaca. Lalu dia bertanya. Setelah diberitahu, selanjutnya dia ingat. Sebagai orang tua, Archie dan suami menganggap hal itu biasa saja , karena bisa saja Adam menghafal logo yang ada pada mobil tersebut.


Umur 3,5 tahun Adam masuk ke Pre School (Early Learning Centre). Pada saat ini dia belum bisa berbahasa Inggris, tapi setelah setengah tahun bersekolah, bahasa Inggrisnya lancar, dan pada saat bermain terkadang dia mencuri waktu untuk duduk berbincang-bincang dengan gurunya, dia banyak bertanya kepada guru-gurunya. Satu tahun kemudian, Adam mendapat penghargaan "Encouragement Award" yakni Adam can encourage peers to do good things, dan gurunya terheran-heran melihat Adam sudah bisa membaca.

Mengenai membaca, Achie sebagai ibu pun juga tidak mengerti darimana tiba-tiba Adam bisa lancar membaca, meski sering membelikan buku-buku bacaan untuknya, tapi belum pernah secara khusus mengajarkan membaca. Pernah suatu kali dibelikan buku cerita dengan CD, dia senang mendengarkan CD itu sambil melihat bukunya, mungkinkah hal tersebut yang membuatnya lantas bisa membaca? “ I'm not sure..” seru Achie sambil tertawa ringan.

Umur 5 tahun kurang 2 bulan, Adam masuk Kindergarten (Taman Kanak-kanak). Pada saat masuk TK, ternyata kemampuannya membaca masuk dalam level 27 (utk anak normal setingkat dgn kelas 4, sehingga setiap pelajaran reading dia pindah ke kelas 4. Untuk matematika, Adam masuk ke kelas 2, begitu seterusnya, sehingga setelah dia dikelas 4, semua pelajaran dia pindah kekelas 6, dan ahirnya dia ikut tes untuk “Opportunity Class”, dan lulus, sehingga harus pindah sekolah dgn kelas yang khusus utuk menyelasaikan kelas 5 dan 6. Sewaktu kelas 2, Adam mengikuti tes IQ dengan hasil yang menakjubkan, namun tidak bersedia untuk menyebutkan berapa score hasil tes tersebut. Gurunya Adam, menyarankan agar score tersebut tidak digembar-gemborkan, tetapi lebih menyarankan agar melakukan sesuatu untuk menyalurkan bakat-bakat Adam. Pada saat kelas 2, 3 dan 4 dia mendapat juara Public Speaking di Ingleburn District dan South Western Sydney Region. Berarti setiap tahun Adam mengikuti lomba Public Speaking dan selalu meraih gelar juara.

Rumah Keluarga Herman dikawasan Minto, Campbleton cukup luas dan sangat nyaman, halaman muka dengan rumput hijau bak hamparan karpet, dan teras belakang yang terbuka. Cocok untuk menikmati kopi atau teh di sore hari. Di pojok ruang tamu ada piano. Dan diatasnya terdapat beberapa piala yang diraih Adam dari berbagai kejuaraan Public Speaking. Adam juga mahir bermain piano dan menyanyi. Bahkan sering tampil untuk undangan berbagai acara, baik yang diselenggarakan oleh masyarakat Indonesia di Sydney maupun acara-acara tertentu di wilayahnya. Untuk dunia tarik suara, Adam juga kerap meraih penghargaan, bahkan the best singer untuk kategori anak-anak pernah diraihnya tahun 2009. Belakangan ini Adam sedang berlatih untuk tampil sebagai salah satu tokoh dalam drama musical “Oliver”.

Bila masuk ke ruang keluarga di bagian belalang rumahnya, tampak berbagai penghargaan dan sertifikat kejuaraan terpampang penuh di dinding ruangan. Yang menarik adalah sebuah penghargaa dari Perdana Menteri Kevin Rudd dan Premier Morris Iemma.

Mengenai hubungan dengan Kevin Rudd, mungkin Adam satu-satunya anak Indonesia yang kerap berkirim surat untuk memberi masukan tentang lingkungan hidup, anak-anak nakal akibat drugs dan alkohol, dsb. Juga tak lupa mengirim ucapan selamat ulang tahun, Christmas dan New Year kepada Perdana Menteri saat itu. Sebaliknya Kevin Rudd memberi ucapan selamat atas prestasi Adam saat memenangkan lomba Public Speaking.





Demikian juga dengan Premier NSW, Morris Iemma (pejabat setingkat gubernur). Adam senantiasa kontak melalui surat menyurat. Saling mengucapkan selamat seperti ulang tahun atau tahun baru. Premier juga memberi ucapan selamat atas prestasi Adam yang secara rutin mengikuti program Premier Reading Challenge, sehingga pada saat dikelas 4 mendapat Gold Award, dan dilanjutkan dengan perbincangan tentang buku-buku di Perpustakaan.

Masukan dari seorang anak seperti Adam, rupanya didengar dan diperhatikan, ketika Adam mengusulkan agar lampu-lampu penerangan di jalan sekitar rumahnya diganti dengan lampu yang hemat energi. Akhirnya pemerintah setempat benar-benar menggantinya dengan lampu hemat energi. Begitu pula dengan usulan buku-buku perpustakaan, ketika Adam mengusulkan agar ditambah dengan buku-buku yang baru sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Para petinggi Australia tidak malu mendengar dan memenuhi usulan seorang anak seperti Adam, selain menghargai prestasinya, mungkin juga mereka berpikir bahwa kelak Adam akan menjadi pemimpin yang akan membawa kemajuan di negaranya, Australia. Pernah seseorang guru mengatakan bahwa kelak Adam akan menjadi petinggi Australia. Ya, bisa saja suatu saat ada orang Indonesia yang memimpin Australia. Who knows?

Jakarta, 9 Mei 2011
Meita


No comments:

Post a Comment